PBB (ANTARA) - Pengakuan sejumlah negara terhadap kedaulatan Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB ke-80 merupakan sinyal "sangat penting" bagi Israel, kata Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pada Selasa (23/9).
Dia menyebut PBB selama ini gagal menghentikan pertumpahan darah di Gaza atau memaksa Israel kembali ke jalur penyelesaian konflik dengan solusi dua negara.
Namun, dalam dua hari terakhir, kata dia, selama konferensi internasional di Majelis Umum PBB, langkah-langkah simbolis penting telah diambil oleh sejumlah negara yang mengakui kemerdekaan Palestina.
"Terlambat memang, tetapi itu adalah sinyal yang sangat penting bagi pemimpin militer dan politik Israel bahwa keadilan bagi rakyat Palestina harus dipulihkan," kata Nebenzia di Dewan Keamanan PBB.
Pada Senin, sejumlah negara seperti Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, San Marino, dan Prancis mengakui Negara Palestina dalam konferensi yang digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Mereka menyusul langkah serupa yang dilakukan Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal pada 21 September.
Negara Palestina yang berdaulat kini diakui oleh lebih dari 150 negara, termasuk Rusia. Pada 2024, Amerika Serikat memveto keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Raja Yordania tolak gagasan 'Israel Raya' dalam sidang umum PBB
Baca juga: RI, Prancis segera bagi peran terkait pembentukan negara Palestina
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.