Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyoroti krisis kemanusiaan yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Ia menegaskan bahwa kondisi global hari ini diwarnai konflik, ketidakadilan, dan pelanggaran kemanusiaan.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di Markas PBB, New York, Selasa (23/9).
"Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kepatutan manusia," kata Prabowo.
Prabowo menyerukan agar komunitas internasional tidak kehilangan harapan meski situasi global penuh tantangan. Ia mengutip pesan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa dunia tidak boleh menyerah dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan.
"Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, kita tidak boleh menyerah, seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, kita tidak boleh menyerah. Kita tidak boleh menyerahkan harapan atau cita-cita kita. Kita harus semakin dekat, bukan semakin menjauh. Bersama-sama kita harus berjuang untuk mencapai harapan dan impian kita," ucap dia.
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengingatkan kembali sejarah berdirinya PBB setelah Perang Dunia Kedua. Menurutnya, PBB dibentuk dengan misi besar untuk menjamin perdamaian, keadilan, dan kebebasan bagi semua bangsa.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa lahir dari abu Perang Dunia Kedua yang merenggut jutaan nyawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa dibentuk untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua. Kami tetap berkomitmen pada internasionalisme, multilateralisme, dan setiap upaya yang memperkuat lembaga besar ini," tandas dia.