Selain itu, berita mengenai penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilanjutkan sampai Desember 2025 juga tidak kalah menyita perhatian publik.
Berikut ini rangkuman selengkapnya:
Bom Waktu Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh
Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan, setelah ada wacana akan direstrukturisasi karena terus membebani keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Bahkan, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menganalogikan utang operator Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sebagai bom waktu bagi keuangan KAI.
“Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/8).
"Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” tegas Bobby.
Dengan demikian, Bobby mengusulkan agar utang Whoosh bisa direstrukturisasi. Nantinya, hal ini juga akan dikoordinasikan dengan Danantara.
Demi Tekan Harga, Mentan Bakal Salurkan Beras SPHP Bulog sampai Desember 2025
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut operasi pasar penyaluran beras SPHP Bulog akan diadakan hingga Desember 2025. Langkah itu agar harga beras terkendali.
Amran menilai penyaluran beras SPHP ini berdampak baik di tengah kenaikan harga beras. Apalagi, beras SPHP itu dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 per kg.
"Ini berdampak baik, di 13 provinsi sudah turun harga. Operasi pasar ini akan kita lanjutkan sampai Desember karena stok kita banyak, 1,3 juta ton," ujar Amran di Pasar Bulu Semarang, Sabtu (23/8).
Amran menganggap kondisi saat ini lebih baik bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kata Amran, Indonesia tidak lagi mengimpor beras seperti pada 2022 dan 2023. Ia juga yakin harga beras di pasaran juga menjadi murah.