Istanbul (ANTARA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin memastikan komitmennya untuk menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen dalam waktu satu tahun setelah berakhirnya perang Israel di Gaza.
Berbicara melalui video dalam konferensi internasional mengenai Palestina di New York, yang diadakan pada malam Sidang Umum PBB minggu ini, Abbas mengatakan rakyat Palestina menginginkan “sebuah negara yang berdasarkan pluralisme dan peralihan kekuasaan secara damai.”
Presiden Palestina itu juga mendesak negara-negara yang belum mengakui negara Palestina untuk melakukannya.
Abbas merupakan salah satu dari 80 pejabat Palestina yang visanya dicabut oleh Departemen Luar Negeri AS sehingga tidak dapat menghadiri acara PBB minggu ini di New York secara langsung.
Sementara itu, dalam sebuah langkah yang sangat ditunggu-tunggu, pada Senin pagi, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan hal tersebut dalam konferensi yang sama: "Saya menyatakan bahwa hari ini Prancis mengakui negara Palestina."
Selain Prancis, di hari yang sama, Australia, Kanada, dan Portugal juga secara resmi mengumumkan pengakuan mereka terhadap negara Palestina.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Warga sipil mengungsi dari serangan di Kota Gaza dengan segala cara
Baca juga: Dewan GCC kecam agresi Israel sebagai kejahatan perang di Gaza
Baca juga: Ribuan warga Israel dukung Palestina merdeka dan akhiri perang Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.